Turning 30 (2022)

Akhirnya, kembali ke masa untuk meromantisasi hal-hal sepele dalam hidup. Berusia genap 30 bulan inin dan saat ini sedang menikmati detik-detik akhir usia 20an yang selalu terdengar indah dan penuh gejolak.





Melihat ke belakang di usia awal 20an, kadang agak malu sih betapa dulu naif dan agak arogan karena ngerasa banyak pencapaian di karir dan finansial. Padahal itu nggak ada apa-apanya dan sekarang pun justru makin ngerasa itu beneran ga ada apa-apanya, di atas nya langit masih ada langit dan alam semesta. Aku ngerasa, makin berumur justru harus makin merunduk dan humble myself before anything else, because really I feel like a tiny weenie atom in a massive universe.

Harapanku dengan menulis blog ini adalah untuk merayakan banyak hal-hal kecil dalam hidup, life goes onour feelings towards things that gives its meaning. Supaya hidup nggak berlalu begitu aja dan ngerasa hidup itu kosong karena ngerasa hampa. This blog will mostly contain my ruminations about things and perhaps journaling, trying so bad to articulate my thoughts.

Time to cross some of my bucket list.

Bucket List #1. Have a lot of Money and Globetrotting

Kembali ke ingatan di masa kecil, saat ditanya cita-citanya apa, aku nggak pernah tau harus jawab apa karena nggak tau mau jadi apa. Yang pasti mau punya uang banyak dan bisa jalan-jalan keluar negri. Ketika dengar profesi pramugari dan bisa traveling kemana aja, langsung pengen sign-up jadi pramugrari. But little did I know, being Flight Attendance belum  punya uang banyak yang sampai bisa nyoh-nyoh-nyoh ala Bu Dendy. Terus kemudian SD kelas 3 atau 5 mikir, kayaknya jadi Direktur enak (and for Godsake I didn't even know what the hell Director is, just because that shit sounded so cool.) jadi bos gitu kan, tinggal nyuruh-nyuruh aja terus kayaknya paling banyak uangnya. Sungguh, aku tuh matre dari kecil. Seeing myself in my almost 30, I have crossed my bucket list. Earn some money and traveling the world.

Memang sih, nggak yang heboh banget bisa jalan-jalan. My job being Export Oriented Sales has brought me to many new adventures. Visiting the States, European, some Asian, Middle Eastern Countries and the list goes on. Hilang pasport di negara orang juga udah, kena scam di negara orang udah, drama lari-lari hampir ketinggalan pesawat juga udah. Looking back, those are indeed memories I treasure. Kaya banget sesuai 1% sih belum ya, masih jauh jalannya, tapi alhamdulillah dicukupkan dan kayaknya jadi matre nya cukup sampai disini. 

I tried to buy fancy things like designer bags and gadgets (flagship, kindle, tablet, PC, smartwatch, earphone and the list goes on), sejujurnya selalu punya pergolakan batin setiap spending untuk beli barang kayak gini. Untuk gadget masih bisa di justify karena ada kegunaannya, tapi kalau kayak barang-barang tersier kayak tas, dompet, aksesoris, pakaian, atau hal remeh temeh lainya itu lumayan bikin kontemplasi. What to justify these spending. Let's say spend $300 for a bag yang tujuannya sama-sama untuk membawa barang, it just doesn't make sense pas ngeliat kejomplangan dengan orang yang bisa hidup satu keluarga selama satu bulan sebanyak $300. Sedih dan miris, and honestly it doesn't help me at all to feel at ease by owning this expensive s#it. Buat aku pribadi, kayaknya aku juga nggak mau membiasakan untuk menghabiskan untuk hal-hal seperti ini, terasa sangat tidak bijak.

Next bucket list, mau pas-pas-an aja, pas mau pas bisa punya dan pas punya modalnya.

Bucket List #2. Finding My Other Half

I grow up being a hopeless romantic, so bad to a borderline pathetic. I started writing since I was 10 and I clearly remember my writes was all about romance. How couldn't I find someone who shares mutual affection with me-in romantic way. No high-school sweetheart, no teenage dream love. I had few crushes during my school time, unfortunately all of them are unrequited one. I was 21 year old, had my first considerate date and had my first time swept me off my feet-moment, but again unfortunately did not work out either. 

I have to wait for sometime, to finally find my other half in my 23 after years of unsuccessful attempt of finding love. I wasn't particular of what sort of man that I will end up with, considering I tried to meet and have a date/hang out of dozens men from Tinder with any sort of background.. until I have a grip of what I am looking for. A partner that shares the feeling and effort equally, someone I call home.

Currently, we are leaning to 8 years together and everyday is still something new.

Finding other half is the beginning quest of the job, and 80% of it is maintaining the relationship for the rest of our lives. And most of the time, it feels like going to amusement park.

Bucket List #3. Creating the Family of our own

Masih on the way dan masih diusahakan, perhaps life would be too good to be true if we get everything we always wanted, right?

Semoga di usia dan dekade yang baru ini, semakin banyak hal baik dan bijak yang bisa dilakukan dan terjadi. May Allah SWT always bless us with His Grace and Blessings.

0 comments