Di satu pagi yang benderang oleh sinar matahari di ufuk timur, ada yang satu yang tidak biasa di SDN Semper Barat 05. Anak-anak bersekolah di tengah gempuran optimus dan bumblebee alias truk-truk besar bermuatan container pengangkut bahan pokok, pasir, batu, besi, dan sebagainya menunjukkan rasa ingin tahunya saat upacara akan dimulai. Mata-mata penasaran seolah bertanya ada apa gerangan di pojok ruang guru dekat mushala.
Dari ruang guru, sekelompok wajah-wajah asing mencoba jadi guru barang satu hari tengah bersiap dengan kostum jendral Bintang ala starwars, komat-kamit mencoba untuk menghafalkan apa yang ingin diutarakan saat perkenalan. Disitulah aku, berusaha keras menemukan kata-kata yang pas untuk intro dengan anak-anak sampai akhirnya waktu itu tiba, gugup yang sedari subuh melanda mendadak sirna saat berkenalan dan bertatap muka dengan murid-murid aku hari itu, di upacara bendera pagi itu.
Hari itu, kami sebagai orang yang ditunjuk untuk berbagi
pengalaman dan profesi tentang pekerjaan, alih-alih bekerja dengan rekan maupun
atasan yang kadang penuh gerutu dan kesah, dengan senang hati menceritakan sisi
menyenangkan dari apa yang kami lakukan sehari-hari, tentang bagaimana kami
mencapai diri kami saat ini, dan apa yang kami lakukan demi profesi kami.
Mengenai hal-hal pengharapan tentang mimpi dan cita di masa depan yang bukan
melulu menjadi dokter, polisi, dan guru.
Peta Indonesia dan Peta Dunia adalah dua alat peraga yang
menjadi thermometer aku dalam menentukan suhu excitement murid-murid di kelas yang aku
masuki. Kelas pertama… menarik kesan bahwa aku harus lebih semangat lagi dalam
mengajar supaya murid-muridku tidak terpaku melamunkann apa yang barusan
terjadi, sungguh ice breaking bambambolee dari Amir Khan masih kurang rasanya,
hmm. Kelas kedua dan ketiga berlangsung menyenangkan sesuai dengan lesson plan
dan masih suka molor untuk berpamitan dari kelas.
Di terik siang bolong, matahari Semper sudah membantu aku untuk
menguras keringat dan menuntun aku ke kelas 5C. Kelas yang awalnya, aku udah
kepalang capek, lapar, dan kumal dari keringat yang terus mengucur karena
panas. Masuk kelas diawali dengan pertanyaan, “Ibu profesinya apa?” Kelas ini
menunjukkan antusiasme yang luar biasa untuk menghapus segala getir lelah siang
itu. Aku minta tolong mereka untuk bantu aku memasang peta di papan tulis, dan
hampir setengah kelas maju untuk membantu aku. Di kelas, kami bersandiwara
sebagai pembeli dan penjual sesuai dengan profesi aku sebagai sales. Memang
kelas ini jawara, jago sekali dalam meniru apa yang aku peragakan! #bangga .
selain itu, kelas 5C adalah kelas pagi terakhir yang dimana pukul 12.30,
kelas harus bubar. Dentang bel berbunyi saat kami sedang asik menunjuk-nunjuk
peta mengenai banyak tempat untuk disinggahi di dunia.
Mas Adam, fasil yang bertugas siang itu sudah mondar-mandir
minta kelas dibubarkan, dan dengan berat hati aku tutup kelas supaya
murid-murid yang manis ini lekas pulang. Saat aku beberes untuk pulang, satu
keajaiban terjadi, murid-muridku dengan inisiatif mereka sendiri memberikan
kejutan apresiasi – tepuk terima kasih hasil ajaran Bryan di kelas sebelumnya.
Momen ini, adalah momen paling mengharukan dan seolah adalah balasan kontan
dari apa yang aku perbuat hari itu. Berusaha untuk sepenuh hati menginspirasi
cita dan masa depan murid dadakan aku.
Senin, 2 Mei 2016 adalah salah satu hari yang paling membahagiakan dalam hidup aku, untuk memberikan apa yang saya punya dengan niat menginspirasi dari hati. Semoga, ini bukan kali terkahir aku berbagi apa yang aku punya dan semoga aku semakin punya banyak hal untuk dibagi.
0 comments