Bulan ini, bulan setelah jalan-jalan berdua sama Pak Suami, kami menimbang-nimbang mau lanjut promil dimana. Setelah mengeluh panjang lebar dan sharing sama Pak Suami terkait jauhnya RSCM Kencana dari rumah di Tangerang Selatan, selalu cabut di jam kantor, dokternya ngaret (maklum sih sibuk soalnya udah Professor juga), dan beberapa kegundah-gulanaan lainnya, akhirnya kami sepakat untuk shopping dokter sekali lagi dengan harapan nggak akan gonta-ganti dokter sampai nanti akhirnya naik kelas program hamilnya. Kami berdua juga akhirnya menentukan kriteria dokter yang seperti apa yang kami cari, memang perlu ditentukan sih, kalau nggak nanti nggak selesai-selesai.
Jujur kami berdua memang udah sreg banget sama dr. Joko Kirana, because he has very high empathy sama pasiennya, selalu semangat ngajarin pasiennya soal tubuh kita sendiri dan apa yang terjadi sama tubuh sendiri, nggak matre, nggak pelit ilmu, nggak pernah "jualan" sama kita, terstruktur dan sistematis, jadi penjelasannya selalu masuk di kami. Agak berat soalnya dr. Joko nggak bisa handle untuk promil dengan asistansi kayak insem ataupun IVF. Jadi ini seperti misi nyari dr. Joko tapi versi KFER nya, dengan kriteria sebegai berikut:
- Genuinely care sama pasien, kita kan mau menyerahkan nyawa (dan segala effort) kita sama orang yang kita bisa percaya.
- Nggak pelit waktu
- Nggak pelit ilmu
- Terstruktur
- No soft or hard selling product or services, we're very off with people who are so obviously wanted to take advantages of us
Aku yang browsing-browsing bacain blog review dan juga review dokter di Alodokter, kemudian memutuskan untuk konsul dan kenalan sama dua orang dokter di bawah ini:
Morula IVF Ciputat
Sebetulnya dulu nggak pernah kepikiran bakalan kesini juga, soalnya ada sentimen sendiri. Tapi akhirnya pasrah juga dan mau cek ombak gimana hasil konsultasi sama dokter disini. Pilihan pertama jatuh sama dr. Diah Sartika Sari Hasibuan, SpOG (KFER). Awalnya juga setelah baca review ibu-ibu di forum online ataupun surfing blog.
Aku dan suami konsul dengan beliau di minggu lalu di IVF Morula Ciputat, first impression kami dengan Klinik Morula Ciputat sendiri adalah kami sangat terkesan dengan pelayanan mereka. Bagian admission tahu jelas terkait biaya (kan nggak sedikit ya bun), prosedur dan bisa sharing berdasarkan fakta/data pasien di Morula sendiri. Cepet, sat-set, ramah, waktu tunggu juga masih OK. Penjelasan sangat baik dan tidak memaksa, nggak pake template yang scripted dan komunikatif petugasnya, nggak soft ataupun hard selling, masuk semua ke dalam checklist.
Di minggu yang sama aku buat appointment untuk ketemu dengan dr. Diah via whatsapp Morula dan dikonfirmasi oleh Morula Ciputat, sangat convenient and easy.
dr. Diah Sartika Sari
Kami adalah pasien kedua hari itu dan pertemuan pertama kami habiskan selama kurang lebih 45 menit. Secara umum, dr. Diah ini masuk ke checklist yang kami buat semua. Telaten dan sabar ngajarin pasiennya dan ngasih penjelasan situasi dan kondisi kami. Teliti dan komunikatif, perhatian sama kondisi pasien dan membangun semangat positif buat pasien.
Dari dr. Diah kami baru tau bahwa Inseminasi itu sebetulnya lebih diperuntukan untuk mereka yang punya masalah gangguan di sperma, sedangkan untuk case kami gangguan justru ada di aku dan secara data sih paling efektif memang IVF. Hanya sajaaaaa, dari hasil pemeriksaan lab HSG yang sudah 2x cek, sebaiknya melakukan tindakan angkat tuba falopi yang mampet, karena in a lot of ways justru mempersulit peluang untuk bisa hamil.
Dokternya juga berulang kali menanyakan kita apakah kita sendiri punya pertanyaan ke beliau, karena sekalian belajar biologi badan kita sendiri. Beliau nggak judgemental dan selalu ngasih pilihan terbuka untuk kita berikut pro & cons nya alias untung & rugi nya. Beberapa catatan aku terkait apa yang disampaikan oleh dr. Diah:
- Terkait dengan Hydrosalpinx dan saluran tuba yang menyumbat, kondisi paling ideal adalah melakukan operasi pengangkatan saluran tuba yang mampet terlebih dahulu. Mainly, karena leakage dari hydrosalpinx ini sifatnya embrio toxic, jadi punya potensi yang besar untuk menggagalkan proses penanaman embrio dalam rahim, baik lewat kehamilan natural ataupun program bayi tabung (IVF)
- Masih terkait dengan saluran tuba yang tersumbat, misalnya kami melanjutkan promil lewat metode inseminasi, kesempatannya jadi 50:50 dan pasti sangat berharap kalau sel telur yang besar nantinya dari ovarium sebelah kanan (yang paten), kalau ternyata justru malah kiri yang besar, pasti jadinya abort mission.
- Kalaupun misalnya tidak dilakukan pengangkatan saluran tuba, yaa bismillah semoga embrionya bisa berkembang jadi janin dan tahan dari embrio toxic cairan tuba yang infeksi.
Beliau ada spesial request, sebelum masuk fase promil, beliau minta kami untuk ikhtiar dulu selama 3 bulan untuk maintain gaya hidup sehat, makan makanan less processed food, kurangin asupan gula dan karbohidrat, olahraga teratur, dan diusahain turun BB 10% dari current weight, turunin sekitar 7-8 kilo sih. In the me
Conclusion: dr. Diah ini mirip-mirip sama dr. Joko dan masuk checklist kami yang pertama. Masuk dalam preferensi aku untuk lanjut promil.
RSIA BINA MEDIKA BINTARO
Rumah sakit kedua untuk konsultasi adalah RS Bina Medika, rekomendasi teman kuliah dulu yang akhirnya jadi tetangga di BSD. Rumah sakit ini kayaknya cukup populer buat warga Tangerang Selatan, cukup baru dan modern secara sistem dan administrasi. Yang buat agak off itu payment depan Poli yang bisa makan waktu sampai 1 jam, padahal pembayaran tunai, kecuali tau shortcut nya untuk bayar di Lantai 2 bagian admission rawat inap dan jalan.
Aku buat appointment dengan dr. Thomas via whatsapp, agak lebih ribet daripada Morula tapi masih acceptable lah. Ternyata pasiennya dr. Thomas ini lumayan banyak, aku udah cek juga jadwal beliau, sebetulnya bisa di RSIA Bina Medika ataupun di Klinik Bocah. Untuk RSIA Bina Medika sendiri hanya bisa melakukan tindakan Inseminasi (IUI) dan kalaupun misalnya lanjut mau IVF harus pindah ke Klinik Bocah.
Aku cek bagian admission untuk biaya tindakan Laparoskopi di RSIA Bina Medika ini range biaya 100-200jt rupiah.
dr. Thomas Chayadi, SpOG
Dokternya masih muda, ramah, sopan, informatif, dan perhatian juga sama pasiennya. Cuman dr. Thomas ini kurang sistematis aja sih dan penjelasannya cenderung loncat-loncat. Secara keseluruhan dr. Thomas ini sangat welcome dengan segala jenis pertanyaan yang aku dan suami lontarkan ke beliau dan dijawab sejelas mungkin.
Overall, beliau juga memberikan penjelasan yang sama dengan dr. Diah, dengan hasil lab dan USG yang beliau lakukan, idealnya adalah mencoba memperbaiki gaya hidup sehat selama 3 bulan terakhir dengan diet rendah gula dan karbohidrat, olahraga teratur, minum supplement. Beliau juga menyampaikan bahwa kondisi paling ideal untuk aku adalah IVF karena secara matematika, peluangnya paling besar, akan tetapi sebaiknya tetep angkat saluran tuba dulu karena dari hasil Rontgen yang beliau baca, memang sudah ada pembengkakan atau hidrosalpinx di saluran tuba yang mampet. However, karena prosedur laparoskopi tuba dan program hamil ini akan sangat makan biaya, beliau minta kami sebagai pasangan untuk berdiskusi terlebih dahulu terkait dengan kesiapan mental, biaya, dan juga waktu yang diperlukan.
dr. Thomas ini orangnya seru dan suka bercanda, jadi sepanjang konsultasi dengan beliau jadi lebih rileks juga dan santai untuk bertanya banyak hal, kemudian beliau juga selalu semangatin pasien juga. Beliau juga cukup generous waktu dengan pasien, konsultasi pertama dengan beliau kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 20 menitan, lumayan OK lah.
Conclusion: dr. Thomas bisa dipertimbangkan jadi dokter promil selanjutnya, but for us just not on top priority. Belum masuk chemistry-nya. Untuk konsultasi hamil, boleh juga lah.
Morula IVF Tangerang
Bertempat di RS. Mentari yang sekitar 25 menitan dari rumah, boleh juga Rumah Sakitnya. Kayaknya sih masih baru RS nya dan daftar dokter yang praktek disini juga lumayan banyak (terutama Obsgyn), ga terlalu besar tapi cukup komplit lah.
Untuk petugas Morula nya sendiri menurutku biasa aja, lumayan cepet kerjanya, tapi kurang pake hati. Nurse yang handle pasien justru melakukan screening interview di lobby di depan orang banyak, bukankah itu informasi yang sifatnya confidential? Agak off bagian yang ini, terus penjelasannya lebih kayak baca naskah. Jadi kami berdua ngerasa ngeganjel sih sama pelayanan disini. Informasi yang disampaikan via whatsapp saat melakukan appointment, cukup jelas.
Cek biaya laparoskopi di RS Mentari mulai dari 30jt rupiah.
dr. Wisnu Setyawan, SpOG, K.FER
Aku udah ancer-ancer mau konsul sama dr. Wisnu dari beberapa minggu sebelumnya dan akhirnya memberanikan diri buat konsul, soalnya Pak Suami juga meng-encourge untuk browsing dokter sampe 5 lah, buat pembanding satu sama lain. dr. Wisnu ini paling favorit di Morula Tangerang dan sesi konsultasi pertama kami ini cukup memuaskan, beliau genuinely care sama pasien, very informative, komunikatif, jelas dan sangat terstruktur, welcome dengan banyak pertanyaan, humoris juga dokternya jadi lebih bisa santai, terus yang bikin kagum, di akhir sesi beliau share nomer whatsapp beliau just in case ada yang mau ditanya-tanyakan dan juga konsul lanjutan. Poin plus buat dr. Wisnu.
Informasi yang kami dapat dari dr. Wisnu, beliau kasih banyak opsi untuk program hamil untuk kami berdua yang punya kasus PCOS & Satu saluran tuba yang tersumbat. Menurut beliau, jarang-jarang sih ada perempuan yang saluran tuba nya mampet cuman satu, kecuali punya riwayat infeksi alat kelamin ataupun infeksi bekas operasi, atau sesederhana memang cacat bawaan lahir. Kemudian, dr. Wisnu juga narik kesimpulan masalah tuba ini dari hasil Rontgen dan lumayan melegakan sih kalau versi beliau. Bahwa sebelum memutuskan mau ngapa-ngapain sama si Tuba yang mampet ini, perlu diketahui dulu ada apa ini sama organ ini (opsinya banyak, bisa via cek darah & antibodi) ataupun histeroskopi (cek rahim) terlebih dahulu, dengan pertimbangan biaya laparoskopi pengangkatan tuba juga agak cukup mahal.
Pun, misalnya mau lanjut ke IVF dulu nih, bisa juga dicoba dulu nanti sampai fase tanam embrio dan kalau gagal sekali, nanti baru dicek lebih lanjut permasalahan tuba nya via laparoskopi. Pulang sesi konsultasi dengan beliau, beliau lumayan banyak request untuk pengecekan lab aku & suami. He gave us a lot of options dan fleksibilitas dari waktu, biaya, dan mental.
Aku sempet tanyain juga apa yang perlu disiapkan ketika nantinya kami memilih untuk lanjut IVF, and his response was: mental, biaya, dan waktu. Nggak disuruh maintain berat badan ataupun menerapkan pola hidup sehat terlebih dahulu. Something interesting.
Conclusion: dr. Wisnu ini check all the list of what we are looking for in a doctor, currently on top choices of doctors untuk lanjut program hamil.
In the meantime, kami berdua masih mau mengunjungi 2 dokter lagi di bulan depan dan semoga nanti bisa lebih sreg mau berlabuh ke dokter yang mantap di hati.
0 comments